10.11.23

Belajar Pengolahan Aneka Produk Olahan Mangrove Bukan Kayu, KPH Nunukan Kalimantan Utara Studi Banding ke Sentra Produk Olahan Mangrove Semarang di SMC Jateng

Semarang - KeMANGI. KeMANGI kembali menerima kegiatan studi banding, kali ini dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kelompok Pengelolaan Hutan (KPH) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Tujuan dari studi banding kali ini adalah untuk mempelajari cara pengolahan aneka produk olahan mangrove bukan kayu dan skema pemberdayaan masyarakat yang sukses dilakukan oleh KeMANGI dan afiliasi mangrovenya di Sentra Produk Olahan Mangrove (SPOM) Semarang yang berlokasi di SMC Jateng. (24/10/2023).

Mengingat potensi ekonomi mangrove di Nunukan yang sangat besar, namun belum dimanfaatkan oleh warga pesisirnya secara optimal, maka UPTD KPH Nunukan merasa perlu untuk membekali mereka dengan pengetahuan mangrove yang didapatkan dari hasil studi banding ke SPOM Semarang.

Studi banding dimulai pada pukul 10.30 - 14.00 WIB. Kunjungan dilakukan ke tiga tempat, yaitu:
  1. Kelompok Pengrajin Batik Mangrove merek Mas Bamat, yaitu Srikandi Pantura.
  2. Kelompok Pengolah Jajanan Mangrove merek Mbak Jamat, yaitu Bina Citra Karya Wanita.
  3. Kelompok Pengolah Kopi Mangrove merek Kopi Mangrove Arjuna, yaitu Arjuna Berdikari. 

Studi Banding ke SBJM Semarang
Kunjungan pertama dilakukan di Sentra Batik dan Jajanan Mangrove (SBJM) Semarang yang dikelola oleh Srikandi Pantura dan Bina Citra Karya Wanita. Pada kesempatan tersebut, UPTD KPH Nunukan melakukan diskusi dan tanya jawab dengan Mufidah (Ketua Kelompok Srikandi Pantura dan Bina Citra Karya Wanita).

Mufidah menjelaskan mengenai aneka produk mangrove bukan kayu, seperti batik dan jajanan mangrove. Batik mangrove dihasilkan dari pewarna yang berasal dari propagul mangrove jenis Rhizophora yang sudah kering. Sementara itu, jajanan mangrove diperoleh dari pengolahan buah mangrove jenis Bruguiera atau Lindur.

Selain diskusi mengenai teknik pengolahan, UPTD KPH Nunukan juga melihat batik mangrove beragam motif dan mencicipi olahan jajanan mangrove, seperti kerupuk dan cendol mangrove.

"Rasanya nikmat, ada rasa khas mangrove yang muncul saat dikonsumsi," kata Lismawanty (UPTD KPH Nunukan). "Tekstur tepung mangrove di minuman cendolnya juga enak, menimbulkan rasa yang unik," lanjutnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan lapangan, untuk melihat secara langsung ekosistem mangrove yang berada tepat di belakang SBJM Semarang.

"Terima kasih kepada Bapak dan Ibu dari UPTD KPH Nunukan yang telah menyempatkan waktunya untuk studi banding ke SPOM Semarang, khususnya ke SBJM Semarang," ujar Mufidah. "Semoga ilmu yang didapatkan dari Semarang, dapat diaplikasikan di Nunukan agar dapat membawa dampak positif untuk meningkatkan taraf perekonomian warga pesisir di sana," lanjutnya.

Studi Banding ke SKM Semarang
Studi banding selanjutnya menuju ke Sentra Kopi Mangrove (SKM) Semarang untuk bertemu dengan Kelompok Pengolah Kopi Mangrove, Arjuna Berdikari. Ferry Agung Istiasmara (Ketua Arjuna Berdikari) menjelaskan mengenai sejarah terbentuknya kelompoknya.

"Produk olahan mangrove ini tercipta dari banyak uji coba yang kami lakukan hingga pada tahap penyempurnaan," kisah Ferry. "Akhirnya, kami dapat menemukan formula yang pas dalam menghasilkan kopi mangrove yang lezat, aman dan sehat untuk dikonsumsi. Dengan dampingan dari KeSEMaT dan PT Indonesia Power Semarang, Kopi Mangrove Arjuna ini juga sudah P-IRT dan mendapatkan sertifikat halal," tambahnya.

UPTD KPH Nunukan memuji semangat Ferry dan kelompoknya di SKM Semarang yang gigih berjuang dalam mewujudkan produk olahan kopi dari buah mangrove. 

"Misalnya ada satu orang seperti Pak Ferry ini, di wilayah kami, maka kami rasa mangrove di wilayah kami potensinya dapat dimanfaatkan secara lebih optimal," puji Sundari Rahmawati (UPTD KPH Nunukan).

Keseluruhan kegiatan studi banding ini berjalan dengan baik dan lancar yang ditutup dengan beberapa kesimpulan untuk dapat mereplikasikan hasil studi banding di SPOM Semarang ke Nunukan dan foto bersama. (ADM/AP/ENBU).

No comments:

Post a Comment