Kota Semarang memiliki pesisir yang didominasi oleh pantai berpasir, pantai berlumpur, dan beberapa area berbatu kerikil. Berdasarkan indeks kerentanan pantai, wilayah ini tergolong ke dalam kategori rentan tinggi hingga sangat tinggi. Kerentanan ini disebabkan oleh rendahnya daya tahan pantai berpasir dalam menahan erosi, sementara pantai bertebing lebih tahan terhadap erosi. Penanaman mangrove diharapkan dapat membantu menahan sedimen berlumpur serta mengurangi abrasi pantai.
Ganiezine sebagai pengadopsi mangrove telah mendonasikan empat bibit R. mucronata dalam rangka mendukung rehabilitasi pesisir dan penghapusan jejak emisi karbon di bumi.
"Sore ini, saya membantu menanam empat bibit mangrove dari Ganiezine untuk mengurangi abrasi di pesisir Pantai Utara Jawa, khususnya Kota Semarang, serta mengurangi jejak emisi karbon di bumi," ujar Rena. "Harapan dari Ganiezine adalah agar pesisir Kota Semarang terlindungi dari ancaman abrasi," tambahnya.
Bibit mangrove yang ditanam akan dipantau tiga bulan ke depan untuk evaluasi persentase tingkat kelulushidupan dan pertumbuhannya. Keberhasilan penanaman ini diharapkan dapat memotivasi lebih banyak pihak untuk turut serta dalam rehabilitasi pesisir Kota Semarang.
Ketika tingkat kelulushidupan dan pertumbuhan bibit mangrove tinggi maka penyerapan dan penyimpanan karbon pun akan meningkat, yang pada akhirnya berkontribusi pada pengurangan jejak emisi karbon global.
"Penanaman mangrove pada sore hari, dengan cahaya golden sunset yang menyinari hamparan mangrove, menciptakan pemandangan indah tersendiri," ungkap Bambang. "Bibit mangrove yang diadopsi dan ditanam di SMC Jateng, Semarang diharapkan dapat perlahan memulihkan kawasan yang terdegradasi. Pertumbuhannya akan terus kami pantau hingga tiga bulan ke depan," lanjutnya.
Kegiatan ini berjalan dengan baik dan lancar yang diakhiri dengan pendokumentasian aktivitas penanaman. (RS/AP/ADM).
No comments:
Post a Comment