23.7.23

Hapus Jejak Emisi Karbon Lewat Adopsi Mangrove, KeMANGI Tanam dan Pantaukan 34 Bibit Mangrove WRI Indonesia di SMC Jateng

Semarang - KeMANGI. KeMANGI kembali melakukan program Adopsi Mangrove bulan Juli di Semarang Mangrove Center (SMC) Jawa Tengah (Jateng). Kali ini, KeMANGI menanam dan memantaukan 34 bibit mangrove jenis Rhizophora mucronata dari World Resources Institute (WRI) Indonesia. (18/7/2023).

Sebagai informasi, WRI Indonesia didirikan di Indonesia dengan nama Yayasan Institut Sumber Daya Dunia, adalah lembaga kajian independen yang mendorong pembangunan sosio-ekonomi nasional secara inklusif dan berkelanjutan.

“Senang sekali, hari ini, saya bisa kembali membantu menanamkan mangrove dari WRI Indonesia," kata Bambang Jati Laksono (Staf Manajer Humas). "Saya harap, mangrove yang telah kami bantu tanam dan pantaukan ini, akan dapat melindungi kawasan pesisir di SMC Jateng dari abrasi, erosi dan intrusi air laut,” lanjutnya.

KeMANGI melalui platform Adopsi Mangrove memiliki komitmen untuk terus mendampingi masyarakat yang ingin menunjukkan rasa kepeduliannya terhadap mangrove. Hasil kelulushidupan penanaman dan pemantauan bibit mangrove tersebut juga dapat diakses publik secara real time di website KeMANGI. 

“Program Adopsi Mangrove ini membantu masyarakat yang ingin menanam dan memantau mangrove dari rumah. Kami yang akan menanam dan memantau bibit mangrove Anda, Anda di rumah saja,” terang Bambang. “Anda tinggal duduk santai di rumah, dan biarkan kami yang mengurus mangrove Anda,” tambahnya.

Program Adopsi Mangrove kali ini sedikit berbeda dengan biasanya, mengingat WRI Indonesia ingin melakukan pemantauan selama tiga tahun dalam rangka mengikuti program penebusan karbon dengan cara melakukan kompensasi berupa penanaman dan pemantauan mangrove secara terukur dan kontinyu. 

Latar belakang WRI Indonesia mengikuti program Adopsi Mangrove dalam rangka ikut berkontribusi dalam upaya penebusan karbon di acara KADIN Net Zero Hub yang sudah mengeluarkan emisi sekitar 2,1 ton CO2e. Mangrove sendiri dipilih sebagai kompensasinya, mengingat hutan mangrove dapat menyerap karbon lima kali lebih besar dari hutan hujan tropis di daratan. 

Keseluruhan kegiatan yang dimulai dari pukul 07.00 - 10.00 WIB ini, berlangsung dengan baik dan lancar yang ditutup dengan pengambilan foto untuk pembuatan laporan kegiatan. (ADM/BJL).

No comments:

Post a Comment